Rubin.id
“Manusia dan Shalat Dhuha: Kebahagiaan Melalui Kecerdasan Spiritual Sebagai Modal Penyeimbang Hidup.”
15 Mei 2023 Psikologi Islam dilihat 210x
Sabila Ar Rifqi
Assalamu’alaikum, sobat Rubin.id! Manusia memerlukan kemampuan keseimbangan dalam menjalankan hidup. Kewajiban serta tanggung jawab adalah hal yang berjalan bersamaan, begitupun dengan menjalankan ibadah. Berbicara mengenai efek positif, faktor lingkungan memberikan sumbangsif yang signifikan pada pembentukan karakter. Pun secara parsial, keluarga, teman sebaya dan media masa memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap pembentukan karakter pelajar maupun pekerja.
Religiustas dalam Ryff (1995) disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang dapat menciptakan kesehjateraan psikologis. Religiusitas berkaitan dengan transedensi persoalan hidup kepada Tuhan. Individu yang taat dalam ajaran agamanya dapat menerima dengan segenap hati serta memahami makna-makna ke-Tuhanan akan lebih mudah memaknai hidup dengan landasan agama, kepercayaan dan nilai-nilai yang dimilikinya sebagai penuntun menuju kebahagiaan.
Spiritualitas psikologis yang menjadi kunci atau benteng akhir dalam penataan peradaban yang lebih humanis dan Islami serta berkelanjutan (Kristiyanto, 2014). Keseimbangan saintfis di dunia Islam cukup jauh ketingalan dengan dunia Barat, mereka lebih bertumpu pada penafsiran normatif para ulama tradisional dan mengacuhkan metode ilmiah dan pengalaman emperis (Kristiyanto, 2014). Hal ini mengingatkan kita akan kesibukan dunia perkuliahan pada mahasiswa ataupun kesibukan dunia para pekerja.
Pada usianya yang berada pada fase transisi antara remaja dan dewasa awal, mahasiswa maupun orang yang sudah berkarir kerap dilanda rasa kegelisahan dan ketakutan mengharapkan kehidupan yang bermakna (the will to meaning). Perhatian yang teralihkan, terlarut dalam kesibukan dunia merupakan suatu alasan manusia dalam melupakan adanya kehadiran Tuhannya, sehingga mereka terkadang hilang arah, di tengah jalan, merasa hampa, tak menemukan makna hidup. Disinilah peran do’a penting bagi seluruh manusia.
Kombinasi serta kerjasama yang baik antara doa, ikhtiar dan kesadaran beragama sangat penting utuk menimbulkan rasa keyakinan serta keikhlasan. Bila kedua hal berjalan secara seimbang dan ditambah dengan kesadaran keagamaan dari seseorang yang begitu tinggi, maka segala kegelisahan yang sedang melanda kehidupan manusia modern di era sekarang dapat teratasi dengan segera, sehingga manusia tersebut mampu mencapai tingkatan muṭmainnah yang merupakan idaman bagi setiap muslim. Sebagaimana firman Allah Swt yang artinya:
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di ridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Q.S., al-Jum’āh: 10).
Dalam al-Qur’ān, banyak ayat yang mengisyaratkan agar manusia berusaha (ikhtiar) dalam kehidupannya. Sebagaimana firman Allah Swt, berbunyi:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu.” (Q.S. al-Mūkmīn: 60)
“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah Swt dan ingatlah Allah Swt banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Q.S., al-Jum’āh: 10)
Berdasarkan ayat-ayat di atas, sembahyang atau shalat merupakan bentuk ikhtiar dalam pengupayaan keseimbangan hidup. Seseorang yang sedang beraktivitas guna mendapatkan kesehjateraan hidup kemudiaan diiringi dengan Sholat Dhuha, maka orang tersebut memilki sebuah harapan dan kenyakinan agar Allah memberikan kemudahan. Dalam hal ini Sholat Dhuha dapat berfungsi untuk meningkatkan rasa percaya diri, optimisme dan kenyakinan yang tinggi dalam diri seseorang, karena dengan mengistiqamahkan Sholat Dhuha maka akan mendatangkan pikiran yang benar, memperoleh jalan yang benar dan mendatangkan rezeki yang halal dan barokah. Selain itu, dalam suatu hadist Rasulullah SAW “Sholat Dhuha itu mendatangkan rezeki dan menolak kemiskinan, dan tidak ada yang memelihara sholat sholat kecuali hanya orang-orang yang bertaubat”(HR.Tirmidzi dalam Makhdlori 2012).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat Sholat Dhuha bagi setiap individu antara lain yaitu dapat meningkatkan spirit atau semangat dalam berusaha (menuntut ilmu), melapangkan rezeki, mendapat inspirasi, dapat meningkatkan intuisi atau tenaga batin serta mampu mendapatkan pemberdayaan ekonomi hidup (Purnomosidi et al., n.d.).
Melibatkan Allah Swt. dalam segala perkara kehidupan adalah hal yang indah. Menyempatkan untuk sebuah pertemuan di setiap pagi yang harus disyukuri dan penuh harapan akan hari yang baik. Selain dalam fungsi ikhtiar dalam upaya keseimbangan spiritualitas hidup, shalat dhuha juga dapat memberi gambaran kesejahteraan psikologis antara lain (a) aspek penerimaan diri; (b) aspek hubungan positif dengan orang lain; (c) aspek kemandiriaan; (d) aspek penguasaan lingkunga; (e) aspek tujuan hidup; (f )aspek pertumbuhan pribadi. Ke-enam aspek tersebut merupakan sebuah sarana akan ketercapaian keseimbangan hidup yang didapatkan melalui konteks kecerdasan spiritual dengan upaya keselarasan ikhtiar dan tawakkal dalam bentuk Shalat Duha.
Yuk sharing lebih lanjut melalui akun instagram @sabilaarrifqi
Isnaini, N., Walad, M., & Muratama, M. (2022). Peran Shalat Duha dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual MA NW Anajni. Nahdlatain: Jurnal Kependidikan Dan Pemikiran Islam, 1(2), 259–274.
Kristiyanto. (2014). Keseimbangan antara Sains dan Agama dalam Mencapai Keharmonisan antara Manusia dan Alam. Studi Multidisipliner, 1(1), 1–26.
Purnomosidi, F., Psi, S., & Pi, M. (n.d.). Buku Referensi Kesehjateraan Psikologis Dengan Sholat Dhuha.
Rochmah, E. (2016). Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab pada Pembelajar. Al-Murabbi, 3(1), 36–54.
Saffan, E. (2016). Urgensi Do’a, Ikhtiar dan Kesadaran Beragama dalam Kehidupan Manusia (Suatu Tinjauan Psikologis). 2(1), 20–27.