Rubin.id
17 April 2023 Psikologi Islam dilihat 172x
Oleh: Sabila Ar Rifqi
Assalamu’alaikum semuanya!
Halo Sobat Rubin.id dan saudara sekalian! Di beberapa momen, hasil penelitian Psikologi Islam bisa menjadi sebuah solusi loh ternyata, apalagi buat kawan-kawan sekalian yang kebetulan sedang merasa ada dalam kondisi tidak baik-baik saja. Misal, lagi stress ujian, stress karena organisasi atau banyak hal lainnya.
Evaluasi diri adalah salah satu upaya untuk mengetahui gambaran diri kita, merecall kembali apa-apa yang telah kita lakukan di beberapa waktu ke belakang. Evaluasi diri ini sangat bermanfaat sekali untuk daya pemahaman kita terhadap diri sendiri, mulai dari pengukuran kualitas diri, kelemahan dan kekuatan, peluang dan potensi yang dimiliki, tantangan dan kendala yang kita miliki, dan masih banyak lagi.
Kawan-kawan semua pasti punya cara tersendiri untuk mengevaluasi diri. Tapi, di sini penulis ingin sedikit berbagi tentang hal menarik! Muhasabah Mini Journaling.
Secara etimologi, muhasabah berasal bahasa arab yaitu kata hasaba, yuhasibu, muhasabah. Muhasabah memiliki arti menghitung, mengevaluasi, mengoreksi, dan juga bermakna introspeksi diri. Dalam web istiqlal.or.id, Muhasabah digambarkan sebagai sebuah aktivitas meneliti perbuatan kita pada masa lalu dan masa kini, apakah ia merupakan perbuatan baik atau perbuatan buruk. Dengan muhasabah diri, perbuatan baik pada masa lalu bisa ditingkatkan pada masa depan, baik kualitasnya maupun kuantitasnya.
Dalam tinjauan Psikologi Positif, seorang ahli bernama Cooper menyebutkan bahwa terapi menulis salah satunya dengan journaling dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh maupun pikiran negatif. Model terapi ini banyak digunakan untuk model pengungkapan emosi, bisa mereduksi stressor dan kecemasan. Ada manfaat dari sisi artistiknya juga, kan? Bisa meredakan stress sambil berkarya, menikmati diri yang ternyata hebat telah melewati banyak hal & masih punya kemauan untuk memperbaiki diri (Himawanti, 2022).
Salah satu terapi menulis menurut (Williamson, dkk.) yaitu Expressive writing, biasanya bentuknya lebih emosional & terbuka. Kawan-kawan boleh banget jujur dengan perasaan diri sendiri tanpa khawatir tentang hal lain. Sesuatu yang dipendam tidak selamanya baik loh. Berikut tahapannya:
Recognitional writing, gak mudah kan lagi stress malah disuruh journaling? Tapi, di sini kawan-kawan diminta untuk mulai menulis.
Examination exercise, menulis secara ekspresif tentang sesuatu, misal curhatin sesuatu yang membuat kawan-kawan kesal. Wah, pasti merasa sedang didengarkan banget ya! Tapi, bedanya ini kita mendengar diri sendiri bercerita melalui tulisan.
Juxtaposition (feedbacking), tahap paling keren! Tahap refleksi. Kawan-kawan diminta untuk membaca kembali journal yang ditulis, lalu merefleksikan perasaan kawan-kawan. Kalau di tahap konseling, biasanya hal ini bisa disampaikan ke konselor.
Aplication to the self, nah kan tadi sudah berefleksi, di tahap ini kawan-kawan boleh memikir ulang tentang perasaan apa yang telah dieksplorasi, situasi apa yang telah membuat kawan-kawan belajar & hal istimewa apa yang kawan-kawan temukan dalam diri. Keren, seperti PDKT sama diri sendiri ya.
Muhasabah dikaitkan juga dengan pengenalan diri, bagaimana kawan-kawan menyadari, menetahui, mengimplementasi perilaku dan perasaan itu sudah termasuk bentuk Muhasabah loh! Semakin dekat dengan diri kita, maka akan semakin menyadari kebersyukuran bahwa Tuhan menciptakan umat-Nya seapik mungkin, memberi pembelajaran, masalah-masalah, disertai dengan akal supaya umat-Nya tak kesulitan dalam menjalani kehidupan yang esensinya untuk beribadah kembali kepada-Nya. Muhasabah adalah sarana perbaikan diri, introspeksi diri, dan keyakinan akan perbuatan hisab terhadap diri sendiri sebelum hisab dilakukan oleh Allah SWT. So, kawan-kawan bisa mengevaluasi aktivitas yang dilakukan raga kalian, lalu bisa menyadari dosa-dosa di masa lalu, mengevaluasi ibadah juga, menghayati dan mawas dengan nikmat yang Allah berikan.
إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُوا۟ وَأَصْلَحُوا۟ وَٱعْتَصَمُوا۟ بِٱللَّهِ وَأَخْلَصُوا۟ دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ ٱللَّهُ ٱلْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” (QS. An-Nisa:146)
Semoga bermanfaat!
Sampai jumpa di tulisanku yang lain, jangan lupa sapa aku & saling berbagi tentang ilmu di instagram @sabilaarrifqi.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh!
Referensi:
Himawanti, I. (2022). Terapi Menulis Sebagai Media Muhasabah Untuk Menurunkan Tingkat Stres. JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, 2(2), 137–152. https://doi.org/10.28918/jousip.v2i2.6537